PENGARUH VARIASI KITOSAN DAN CARBOMER 940 TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI

  • Dyah Ayu Setyowati Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta
  • Dewi Ekowati Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta
  • Jena Hayu Widyasti Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta
Keywords: Artocarpus altilis, Luka Bakar, Gel

Abstract

Tanaman obat yang berperan dalam pengobatan luka bakar salah satunya adalah daun sukun (Artocarpus altilis) karena mengandung senyawa yang berfungsi sebagai penyembuh luka seperti flavanoid, tanin, saponin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi konsentrasi agen pembentuk gel kitosan dan carbomer 940 dalam mempengaruhi mutu fisik dan stabilitas serta kemampuan dalam penyembuhan luka bakar. Sediaan yang dipilih dalam bentuk gel karena komponen terbesar pembentuk gel air sehingga zat aktif mudah dilepaskan.

Ekstrak kental diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% kemudian diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 6,25%, dengan variasi kitosan 1,5%; 1%; 0,5% dan carbomer 1%; 1,5%; 2%. Gel dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas. Perlakuan dan pengukuran diameter luka dilakukan selama 21 hari. Persentase penyembuhan luka dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Kolmogorov-smirnov dilanjutkan non-parametrik Kruskal-Wallis dengan Post Hoc Mann-Whitney.

Hasil penelitian menunjukan variasi konsentrasi kitosan dan carbomer memberikan pengaruh terhadap mutu fisik sediaan dan kemampuan dalam penyembuhan luka, tetapi tidak dengan stabilitas sediaan. Variasi konsentrasi gelling agent yang efektif dalam penyembuhan luka bakar adalah formula 2, formula gel dengan konsentrasi kitosan 1% dan carbomer 1,5% hasil Maan-Whitney menunjukkan formula 2 memiliki persentase penyembuhan luka sebanding dengan kontrol positif.

References

Al-Sanafi. 2016. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea L) Dari Kabupaten Lombok dan Wonosobo Menggunakan Metode Flap. Artikel.
Anggraeni, L dan Bratadiredja, M.A., 2018. Tanaman Obat Yang Memiliki Aktivitas Terhadap Luka Bakar. Jurnal Farmaka. Vol 16 (2) : 51- 59.
Bano, I., Arshad, M., Yasin, T., Ghauri, M. A., dan Younus, M. 2017. Chitosan: A potential biopolymer for wound management. International journal of biological macromolecules, 102, 380-383.
Delfiyanti, Fenny. 2016. Identifikasi Pengaruh Sterilisasi Uap dan Sterilisasi Radiasi terhadap Sifat Reologi Polimer (Karbopol, Na CMC, Natrium Alginat, Tragakan, Xanthan Gum).
[DepKes RI] Departemen Kesehatan Republik Indoensia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta, Indonesia.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S. dan Sigla, A. K. 2002. Spreading of Semisolid Formulation: An Update. Pharmaceutical Tecnology.
Ivanalee, A. S., Yudaniyanti, I. S., Yunita, M. N., Triakoso, N., Hamid, I. S., dan Saputro, A. L. 2018. Efektivitas sugar dressing (100% gula) dalam meningkatkan kepadatan kolagen pada proses penyembuhan luka bakar buatan pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. J. Med. Vet, 1(3), 134-141.
Ismarani, D., Pratiwi, L., dan Kusharyanti, I. 2014. Formulasi gel pacar air (Impatiens balsamina Linn.) terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis.Pharm Sci Res 1 (1): 30-45.
Jin, Y., Ling, P. X., He, Y. L., dan Zhang, T. M. 2007. Effects of chitosan and heparin on early extension of burns. Burns, 33(8), 1027-1031.
Kurnianto, S., Kusnanto., dan Padoli. 2017. Penyembuhan Luka Bakar pada TIkus Putih dengan Menggunakan Ekstrak Daun Pegagan (Centella Asiatica) 25% dan Ekstraksi Daun Petai Cina (Leucaena Leucocephala) 30%. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(2), 250-255.
Kurniawan, Y., dan Layal, K. 2017. Pemberian gel ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar pada mencit. Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Palembang. J. Syifa’Med, 8(1), 30-36.
Quiñones, D. dan Ghaly, E. S. 2008. Formulation and Characterization of Nystatin Gel. Puerto Rico Health Science Journal, San Juan, 27(1), 61-67.
Rahayyu, A.M., 2015. Pengaruh Jumlah Kitosan Terhadap Karakteristik Fisik Dan Profil Pelepasan Nanopartikel Fraksi Diterpen Lakton SambilotoKitosan. Skripsi. Falkultas Farmasi Universitas Airlangga Departemen Farmasetika.
Sahrani FT, Istiningtyas A, Teguh S. 2016. Efektifitas pendidikan kesehatan antara mediaflip chart dengan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang penaganan luka bakar grade 1. Jakarta : EGC.
Sinko JP. 2011. Farmasi Fisika & Ilmu Farmasetika Martin, Ed. 5. Djajadisastra J & Amalia H, penerjemah; July et al, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5th Ed.
Sudjono, T. A., Honniasih, M., dan Pratimasari, Y. R. 2012. Pengaruh Konsentrasi Gelling agent Karbomer 934 dan HPMC Pada Formulasi Gel Lendir Bekicot (Achatina Fulica) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Pada Punggung Kelinci. Pharmacon Pharmaceutical Journal of Indonesia, 13(1), 6-11.
Verma, A. S. H. N. I., Singh, S. U. K. H. D. E. V., Kaur, R., dan Jain, U. K. 2013. Formulation and evaluation of clobetasol propionate gel. Asian J Pharm Clin Res, 6(5), 15-18.
Zats JL, dan Gregory PK. 1996. Gel. Dalam: Liebermen HA, Rieger MM, Banker GS, editor Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems. Edisi 2. New York: Marcel Dekker Inc.
Published
2023-09-30
How to Cite
Dyah Ayu Setyowati, Dewi Ekowati, & Jena Hayu Widyasti. (2023). PENGARUH VARIASI KITOSAN DAN CARBOMER 940 TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, 139-146. https://doi.org/10.37089/jofar.vi0.243
Section
Article