Jurnal Kefarmasian Akfarindo https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar Jurnal Kefarmasian Akfarindo en-US jofar@afi.ac.id (Jurnal Kefarmasian Akfarindo) jofar@afi.ac.id (apt. Octariana Sofyan, M.PH.) Fri, 21 Mar 2025 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH PEPAYA MUDA (Carica papaya L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Streptococcus pyogenes https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/229 <p>Kulit buah pepaya muda (<em>Carica papaya</em> L.) adalah tumbuhan berkhasiat obat. konsentrasi zat dalam ekstrak etanol kulit pepaya, antara lain steroid, flavonoid, tanin, dan saponin. Pada penelitian ini, diameter zona hambat digunakan untuk menghitung pengaruh antibakteri dari ekstrak kulit pepaya muda (<em>Carica papaya</em> L.) terhadap pertumbuhan <em>Escherichia coli</em> dan <em>Streptococcus pyogenes</em>. Ekstrak kulit pepaya muda dibuat dengan prosedur maserasi, kemudian disaring fitokimia dan aktivitas antibakterinya dengan metode difusi. DMSO berfungsi sebagai kontrol negatif, sedangkan amoksisilin berfungsi menjadi kontrol positif. Skrining fitokimia memberikan hasil untuk steroid, flavonoid, tanin, dan saponin. Rata-rata zona hambat <em>Escherichia coli</em> untuk konsentrasi 5% adalah 10,3 mm, sedangkan konsentrasi 10% sebesar 11,6 mm, konsentrasi 15% sebesar 13,6 mm, dan kontrol positif sebesar 23 mm serta kontrol negatif sebesar 0 mm, sesuai dengan hasil pengukuran diameter zona hambat. Hasil pengukuran terhadap <em>Streptococcus pyogenes</em> di konsentrasi 5% adalah 15,3 mm, konsentrasi 10% sebesar 18,3 mm, konsentrasi 15% sebesar 22,3 mm, kontrol positif 35,3 mm, dan kontrol negatif 0 mm. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak kulit batang pepaya muda (<em>Carica Papaya</em> L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap <em>Streptococcus pyogenes</em> dan <em>Escherichia coli</em>.</p> Melinda Putri Asri, Dwi Rachmawaty, Tajuddin Abdullah, St.Ratnah (Author) Copyright (c) 2025 Melinda Putri Asri, Dwi Rachmawaty, Tajuddin Abdullah, St.Ratnah (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/229 Fri, 21 Mar 2025 00:00:00 +0700 PENETAPAN KADAR FLAVONOID PADA EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN METODE SPKETROFOTOMETRI UV-VIS https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/253 <p><span class="fontstyle0">Daun pandan wangi (</span><span class="fontstyle2">Pandanus amaryllifolius </span><span class="fontstyle0">Roxb.) merupakan tumbuhan yang sejak dahulu digunakan sebagai obat tradisional. Daun pandan wangi memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol, dan zat warna. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kadar flavonoid ekstrak etanol daun pandan wangi dengan metode spektrofotometri UV-Vis.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Tahapan penelitian diawali dengan pengumpulan sampel dan determinasi tumbuhan, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak etanol simplisia dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, skrining fitokimia dan penetapan kadar flavonoid dengan metode spektrofotometri UV-Vis dengan baku pembanding kuersetin. Data dianalisis secara deskriptif.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Diperoleh hasil rendemen ekstrak etanol daun pandan wangi 16,29%, penetapan kadar air pada ekstrak kental 12%, dan kadar flavonoid pada panjang gelombang 432 nm 2,3979% </span><span class="fontstyle3">± </span><span class="fontstyle0">0,227.</span> <br><br></p> Tin Sanda Liling Bua, Susana Linden, Nurillahi Febria Leswana (Author) Copyright (c) 2025 Tin Sanda Liling Bua, Susana Linden, Nurillahi Febria Leswana (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/253 Fri, 21 Mar 2025 00:00:00 +0700 FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL 96% DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DENGAN CARBOPOL ULTREZ 10 SEBAGAI GELLING AGENT https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1098 <p>Daun kelor (<em>Moringa oleifera</em> L.) merupakan tanaman obat yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Daun kelor mengandung flavonoid yang berkhasiat terhadap gangguan kulit seperti menghambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur atau penyakit panu, menyembuhkan luka bakar, mengatasi jerawat atau sebagai antibakteri dan memiliki aktivitas farmakologis antiinflamasi. Sediaan gel dipilih dalam formula karena penyebaran di kulit baik, memberikan efek dingin pada kulit ketika digunakan sehingga memberi kenyamanan pada penggunanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi yang sesuai sediaan gel ekstrak etanol 96% daun kelor (<em>Moringa oleifera</em> L.) dengan carbopol ultrez 10 sebagai gelling agent serta evaluasi sediaannya.</p> <p>Sampel penelitian ini adalah daun kelor yang berasal dari kebun original flora, Bekasi. Pada penelitian ini ekstrak daun kelor diformulasikan ke dalam sediaan gel sebanyak dua formula. Penelitian ini dibagi dua formula pada sediaan gel. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat dan daya sebar.</p> <p>Hasil menunjukkan sediaan gel memenuhi persyaratan pada uji organoleptis berwarna coklat tua, bentuk sedikit encer pada formula 1 dan formula 2 mendapatkan gel yang kental. Uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya lekat dan uji daya sebar pada kedua menghasilkan sediaan yang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kedua formula memenuhi persyaratan pada evaluasi sediaan gel yang dipengaruhi oleh dua konsentrasi ultrez 10 sebagai <em>gelling agent</em>.</p> Pra Panca Bayu Chandra, Senny Listy Kartika Falestin, Kelvi Febriyani (Author) Copyright (c) 2025 Pra Panca Bayu Chandra, Senny Listy Kartika Falestin, Kelvi Febriyani (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1098 Fri, 21 Mar 2025 00:00:00 +0700 PENGGUNAAN OBAT IMUNOSUPRESAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SLEMAN PERIODE 2019-2021 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1094 <p><span class="fontstyle0">Imunosupresan atau penekan sistem imun adalah obat yang bekerja dengan menekan disregulasi sistem imun dalam tubuh. Pemilihan obat imunosupresan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan manifestasi penyakit. Pada penyakit tertentu seperti autoimun perlu diberikan obat imunosupresan. Penggunaan obat imunosupresan perlu diperhatikan karena dapat meningkatkan resiko infeksi dan efek samping yang merugikan pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi pasien, karakteristik penyakit, dan karakteristik obat imunosupresan yang digunakan pasien rawat inap di RSUD Sleman periode 2019-2021.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental bersifat deskriptif dengan pengumpulan data </span><span class="fontstyle2">retrospektif </span><span class="fontstyle0">dari catatan rekam medik. Teknik pengambilan sampel menggunakan </span><span class="fontstyle2">purposive sampling</span><span class="fontstyle0">. Analisis data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk persentase karakteristik demografi pasien, karakteristik penyakit, dan karakterstik obat.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Hasil penelitian diperoleh 73 rekam medik dengan data demografi pasien meliputi pasien dengan jenis kelamin perempuan (68,5%), kelompok usia 45-59 tahun (38,3%), status pendidikan menengah (52,1%), pasien tidak bekerja (63,0%), pasien menikah (75,3%), dan jenis pembayaran BPJS Kesehatan (94,5%). Karakteristik penyakit meliputi kanker (52,1%), anemia aplastic (24,7%), dermatitis alergi (16,4%). Karakterstik obat meliputi golongan obat kortikosteroid (86,3%), metilprednisolon (47,9%), dosis obat metilprednisolon 2x sehari 125 mg/vial (15,1%), bentuk sediaan injeksi (63%), dengan rute pemberian intravena (63%). Golongan obat persentase tertinggi adalah kortikosteroid, dengan jenis obat metilprednisolon. Bentuk sediaan injeksi dengan rute meberian secara intravena. Dosis obat metilprednisolon 2xsehari 125 mg/vial.</span> <br><br></p> Affifatu Annisa, Woro Supadmi, Prita Anggraini Kartika Sari (Author) Copyright (c) 2025 Affifatu Annisa, Woro Supadmi, Prita Anggraini Kartika Sari (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1094 Mon, 31 Mar 2025 00:00:00 +0700 PERBANDINGAN KONSENTRASI PELARUT TERHADAP RENDEMEN DAN HASIL SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK DAUN KERSEN (Mutingia calabura) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1110 <p><span class="fontstyle0">Daun kersen mempunyai kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Kandungan kimia pada tanaman salah satunya dapat diperoleh melalui proses ekstraksi. Perbedaan konsentrasi pelarut pada proses ekstraksi dapat mempengaruhi rendemen serta kandungan kimia pada ekstrak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut terhadap rendemen dan kandungan kimia daun kersen (</span><span class="fontstyle2">Mutingia calabura</span><span class="fontstyle0">).</span></p> <p><span class="fontstyle0">Jenis penelitian ini menggunakan </span><span class="fontstyle2">post test only design</span><span class="fontstyle0">. Ekstraksi daun kersen menggunakan pelarut etanol 70% dan 96%. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi selama 3x24 jam. Ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan cara dianginkan, hingga ekstrak kental. Ekstrak kental dihitung rendemen dan skrining fitokimia. Nilai rendemen dianalisis secara statistik menggunakan </span><span class="fontstyle2">Independent Sample T-Test</span><span class="fontstyle0">.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Hasil skrining fitokimia berupa kandungan kimia ekstrak daun kersen etanol 70% dan 96% disajikan secara deskriptif. Rendemen ekstrak daun kersen etanol 70% dan 96% berturut-turut, yaitu 3,36±0,01% dan 2,52±0,07%. Hasil analisis statistik diperoleh nilai sig&lt;0,05, hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut berpengaruh pada rendemen ekstrak daun kersen pada konsentrasi etanol 70% dan 96%. Ekstrak daun kersen pada kedua konsentrasi etanol mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan steroid. Ekstrak daun kersen dengan konsentrasi etanol 96% tidak mengandung senyawa saponin. Kesimpulan penelitian ini, konsentrasi pelarut berpengaruh terhadap rendemen dan kandungan kimia ekstrak daun kersen.</span> <br><br></p> Heradewi Lupitasari, Fara Azzahra (Author) Copyright (c) 2025 Heradewi Lupitasari, Fara Azzahra (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1110 Mon, 31 Mar 2025 00:00:00 +0700 FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum x africanum Lour.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN VARIASI NILAI HYDROPHILE-LYPHOPHILE BALANCE (HLB) EMULGATOR https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1131 <p><span class="fontstyle0">Jerawat merupakan kondisi permasalahan kulit akibat tersumbatnya pori-pori yang disertai dengan peradangan. Salah satu penyebab jerawat adalah bakteri </span><span class="fontstyle2">Staphylococcus aureus</span><span class="fontstyle0">. Salah satu tanaman yang dapat digunakan yaitu daun kemangi, pada ekstrak daun kemangi mengandung senyawa flavonoid, tannin, alkaloid, dan saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri yang akan dibuat menjadi sediaan krim karena memiliki keunggulan seperti praktis dan mudah diaplikasikan pada wajah dengan menggunakan variasi nilai HLB untuk meihat pengaruh pada stabilitas dan mutu fisik sediaan krim.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental. Pelarut etanol 96% digunakan untuk ekstraksi daun kemangi melalui metode maserasi. Ekstrak daun kemangi dibuat sediaan krim sebanyak 6 formula, kemudian dilakukan penguian organoleptik, homogenitas, viskositas, daya lekat, daya sebar, tipe emulsi, stabilitas, dan aktivitas dilakukan untuk menghambat bakteri </span><span class="fontstyle2">Staphylococcus aureus</span><span class="fontstyle0">. Pengujian antibakteri dilakukan menggunakan metode sumuran. Penelitian ini bertujuan menghasilkan krim antibakteri ekstrak daun kemangi dan mengetahui pengaruh variasi nilai HLB emulgator span 60 dan tween 60 terhadap mutu fisik krim. Data dianalisis secara statistik.</span></p> <p><span class="fontstyle0">Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi emulgator span 60 dan tween 60 mempengaruhi hasil mutu fisik sediaan yaitu viskositas menurun sehingga daya sebar meningkat, dan daya lekat menurun dengan nilai sig &lt; 0,05. Pada hasil penelitian menunjukkan semua sediaan memiliki hasil yang homogen dan memiliki tipe krim M/A. Formula 6 dengan HLB 12 pada perbandingan emulgator span 60 dan tween 60 (1,4% : 3,6%) memberikan stabilitas yang baik dan daya hambat bakteri paling besar diantara formula lainnya yaitu memiliki nilai rata-rata daya hambat 13,53mm dengan kategori sedang.</span> <br><br></p> Marrsa Rojwaanna Robuta, Dewi Ekowati, Fitri Kurniasari (Author) Copyright (c) 2025 Marrsa Rojwaanna Robuta, Dewi Ekowati, Fitri Kurniasari (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1131 Mon, 31 Mar 2025 00:00:00 +0700 UJI AKTIVITAS ANTIDEPRESAN EKSTRAK ETANOL BUAH CABE JAWA (Piper retrovactum Vahl) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus L.) DENGAN METODE Forced Swimming Test (FST) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1148 <p>Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang disebabkan karena turunnya kadar neurotransmiter di dalam otak. Buah cabe jawa (<em>Piper retrovactum</em> Vahl) memiliki kandungan senyawa utama alkaloid piperidine (piperin) yang dapat digunakan sebagai antidepresan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidepresan dan dosis efektif&nbsp; ekstrak etanol buah cabe jawa (<em>Piper retrovactum </em>Vahl).</p> <p>Penelitian ini menggunakan hewan uji yang terbagi dalam 5 kelompok. Terdapat 5 kelompok perlakuan, kontrol negatif Na CMC 0,5%; kontrol positif fluoxetine 1,3 mg/20gBB mencit; ekstrak etanol buah cabe jawa 200; 400; dan 800mg/20gBB mencit. Pengujian antidepresan menggunakan hewan uji mencit putih jantan (<em>Mus musculus </em>L.) dengan metode <em>Forced Swimming Test</em>. Buah cabe jawa sebagai bahan uji disoxhletasi menggunakan pelarut etanol 95%. Hewan uji diinduksi depresi dengan renang paksa 5 menit setiap hari selama 7 hari. &nbsp;Mencit setelah itu diberi perlakuan sampai hari ke-14. Parameter yang diamati adalah <em>immobility time.</em> Data hasil penelitian dianalisis menggunakan <em>One way</em> ANOVA.</p> <p>Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah cabe jawa (<em>Piper retrovactum</em> Vahl) mempunyai aktivitas sebagai antidepresan yang dilihat dari penurunan <em>immobolity time </em>dengan metode <em>forced swimming test</em>. Dosis yang paling efektif untuk menurunkan waktu imobilitas secara signifikan yaitu dosis 400 mg/kg BB mencit dengan % penurunan <em>immobility time</em> sebesar 57,15%.</p> <p>Ekstrak etanol buah cabe jawa (<em>Piper retrovactum</em> Vahl) dengan dosis 200; 400; dan 800 mg/20gBB mencit mempunyai aktivitas sebagai antidperesan.</p> Trias Durrotun Najiyyah, Opstaria Saptarini, Santi Dwi Astuti (Author) Copyright (c) 2025 Trias Durrotun Najiyyah, Opstaria Saptarini, Santi Dwi Astuti (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1148 Mon, 31 Mar 2025 00:00:00 +0700 PENETAPAN KADAR FENOLIK DAN ALKALOID EKSTRAK LIMBAH BIJI DURIAN BERDASARKAN TINGKAT KEPOLARAN PELARUT https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/481 <p>Limbah biji durian merupakan limbah organik dari buah durian yang belum diketahui manfaatnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar fenolik dan alkaloid limbah biji durian berdasarkan tingkat kepolaran pelarut metanol (polar), aseton (semi polar), dan dietil eter (non-polar). Metode yang digunakan yaitu analisis kualitatif dengan uji skrining fitokimia dan analisis kuantitatif dengan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan aseton limbah biji durian mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, fenolik, dan saponin, sedangkan ekstrak dietil eter limbah biji durian mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid dan flavonoid. Kadar fenolik yang diperoleh dari ekstrak metanol limbah biji durian sebesar 72,71 mgGAE/g ekstrak dengan kadar alkaloid sebesar 130,5 mgCE/g ekstrak; kadar fenolik dari ekstrak aseton limbah biji durian sebesar 46,66 mgGAE/g ekstrak dengan kadar alkaloid sebesar 112,3 mgCE/g ekstrak; dan kadar fenolik dari ekstrak dietil eter limbah biji durian sebesar 22,46 mgGAE/g ekstrak dengan kadar alkaloid sebesar 49,7 mgCE/g ekstrak. Dapat disimpulkan bahwa kadar fenolik dan alkaloid tertinggi terdapat pada ekstrak metanol limbah biji durian.</p> Indah Budi, Putri Amalia, Tutik (Author) Copyright (c) 2025 Indah Budi Lestari, Putri Amalia, Tutik (Author) https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/481 Mon, 31 Mar 2025 00:00:00 +0700