https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/issue/feed Jurnal Kefarmasian Akfarindo 2025-11-14T14:20:23+07:00 Jurnal Kefarmasian Akfarindo jofar@afi.ac.id Open Journal Systems Jurnal Kefarmasian Akfarindo https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1144 EVALUASI FORMULA SEDIAAN GEL FRAKSI N-HEKSAN DAUN JAMBLANG (Syzygium cumini) 2025-11-11T14:19:57+07:00 Puspawan Hariadi puspawanhr@hamzanwadi.ac.id Kartika Hidayati farmasiuhamzanwadi@gmail.com Baiq Maylinda Gemantari gemantaribm@hamzanwadi.ac.id <p>Tanaman jamblang merupakan tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangakan menjadi sediaan farmasi. Tanaman ini diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin. Dalam beberapa penelitian tanaman ini dilaporkan memiliki aktifitas antibakteri dan antioksidan</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisik dari formula gel fraksi n-heksan daun jamblang. Ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut etanol 96% dan difraksinasi menggunakan n-heksan. Sediaan gel fraksi n-heksana diformulasikan menjadi 3 formula, F1 sebagai basis tanpa fraksi n-heksan daun jamblang yang berisi carbomer, propilenglikol, trietanolamin dan metil paraben, F2 dengan konsentrasi fraksi n-heksan daun jamblang 3% dan F3 dengan konsentrasi fraksi n-heksan daun jamblang 5%, sediaan gel fraksi n-heksan diuji organoleptis, pH, daya sebar dan daya lekat.</p> <p>Hasil penelitian pada formulasi F1 diperoleh pH 6,42 daya sebar 4,46 daya lekat 1,87 pada formulasi&nbsp; F2 diperoleh pH 6,37 daya sebar 5,56 dan daya lekat 2,56 pada formulasi F3 diperoleh pH 6,08 daya sebar 6,33 dan daya lekat 2,71. Dari hasi penelitian disimpulkan bahwa sediaan gel fraksi n-heksan daun jamblang F2, dan F3 memiliki sifat fisik sesuai standar sediaan gel. Pada sediaan gel F3 memilik sifat fisik terbaik berdasarkan evaluasi sifat fisik sediaan gel.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Puspawan Hariadi, Kartika Hidayati, Baiq Maylinda Gemantari (Author) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1160 PENETAPAN KADAR KUERSETIN EKSTRAK DAUN ALPUKAT BERDASARKAN WAKTU PANEN DENGAN KLT-DENSITOMETRI 2025-11-14T14:19:21+07:00 Rollando Rollando ro.llando@machung.ac.id Eva Monica eva.monica@machung.ac.id Chusnul Kotimah chusnul.kotimah@gmail.com <p>Daun alpukat (<em>Persea americana</em> Mill.) diketahui mengandung kuersetin, suatu senyawa flavonoid yang memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Kandungan senyawa aktif dalam tanaman dapat bervariasi tergantung pada waktu panen, namun informasi mengenai waktu panen optimal untuk memperoleh kadar kuersetin tertinggi masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar kuersetin dalam daun alpukat berdasarkan waktu panen (pagi, siang, dan sore) menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri (KLT-Densitometri) yang telah divalidasi.</p> <p>Penelitian ini dilakukan dengan mengeringkan daun alpukat segar, mengekstraksinya menggunakan etanol 70%, kemudian menganalisis kadar kuersetinnya menggunakan sistem fase gerak kloroform:metanol:asam asetat (8:1,5:0,5) dengan pemindaian pada panjang gelombang maksimum 366 nm. Validasi metode menunjukkan hasil yang memenuhi syarat dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9987, akurasi dalam rentang 98-101%, dan presisi yang baik (RSD &lt; 2,5%). Data dianalisis menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar waktu panen.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kuersetin tertinggi diperoleh dari daun yang dipanen pada siang hari, yaitu sebesar 5,84 ± 0,12 mg/g bahan kering, diikuti oleh sore hari (4,26 ± 0,10 mg/g), dan terendah pada pagi hari (3,12 ± 0,08 mg/g). Uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p &lt; 0,05) antar kelompok waktu panen. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa waktu panen berpengaruh nyata terhadap kadar kuersetin dalam daun alpukat, dan panen pada siang hari merupakan waktu terbaik untuk memperoleh kadar kuersetin yang maksimal.</p> 2025-09-29T08:41:12+07:00 Copyright (c) 2025 Rollando Rollando, Eva Monica, Chusnul Kotimah (Author) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1156 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN TERHADAP KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL 2025-11-14T14:19:03+07:00 Nisrina Nur Fauzia nisrinanurfauzia17@gmail.com Qarriy ‘Aina Urfiyya qarriyainaurfiyya@afi.ac.id <p>Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan diabetes melitus (DM) yang paling banyak diderita, yaitu 90-95% dari seluruh jenis DM. Kadar gula darah puasa berperan dalam memantau kondisi gula darah pasien DM tipe 2 untuk mencegah komplikasi, dimana karakteristik pasien mempengaruhi kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik responden terhadap kadar gula darah puasa pasien DM tipe 2.</p> <p>Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>, pada pasien prolanis DM tipe 2 di 3 puskesmas Kabupaten Bantul meliputi Puskesmas Sewon 1, Puskesmas Piyungan dan Puskesmas Pleret dengan jumlah sampel sebanyak 80 responden. Data yang dikumpulkan berupa kadar gula darah puasa, jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan. Data dianalisis menggunakan uji chi-<em>square</em> dengan SPSS versi 23 untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien terhadap kadar gula darah puasa.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki kadar gula darah puasa tercapai sebanyak 30 (37,5%) responden, didominasi oleh perempuan sebanyak 21 (26,25%) responden, usia 22-64 tahun sebanyak 26 (32,5%) responden, status pekerjaan bekerja sebanyak 22 (27,5%) responden dan pendidikan SMP/SMA sebanyak 35 (43,75%) responden. Uji <em>chi-square</em> menunjukkan hasil jenis kelamin (p value = 0,283), usia (<em>p</em> <em>value</em> = 0,028), pekerjaan (<em>p value</em> = 0,026), dan pendidikan (p value = 0,454), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan usia dan pekerjaan dengan kadar gula darah puasa pada pasien DM tipe 2.</p> 2025-09-29T08:45:21+07:00 Copyright (c) 2025 Nisrina Nur Fauzia, Qarriy ‘Aina Urfiyya (Author) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1180 PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP APOTEKER PADA PENGGUNAAN OBAT HALAL DI KABUPATEN BANTUL 2025-11-14T14:20:23+07:00 Tarwiyah Rahmadani amrina@unu-jogja.ac.id Amrina Amalia Yogananda amrina@unu-jogja.ac.id Listiana Hidayati amrina@unu-jogja.ac.id <p>Penggunaan obat halal di Kabupaten Bantul telah menjadi perhatian utama dalam praktik farmasi karena nilai-nilai keagamaan yang kuat di masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki apoteker tentang konsep halal sangat penting dalam memastikan bahwa obat-obatan yang disediakan di apotek memenuhi standar kehalalan yang diinginkan oleh konsumen muslim. Tingkat pengetahuan apoteker tentang obat halal secara langsung mempengaruhi sikap mereka terhadap pelayanan farmasi, termasuk dalam menjelaskan kepada pasien mengenai kehalalan obat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap apoteker tentang penggunaan obat halal serta mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap sikap apoteker tentang penggunaan obat halal di Kabupaten Bantul.</p> <p>Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat observasional dengan desain <em>cross sectional </em>menggunakan kuesioner terhadap 103 apoteker di apotek di Kabupaten Bantul. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode <em>purposive sampling </em>yang harus memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah apoteker yang praktik di sarana pelayanan kefarmasian di Kabupaten Bantul dan apoteker yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah apoteker yang tidak mengisi kuesioner yang lengkap. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik <em>Chi square</em>.</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang obat halal dikategorikan baik (80,6%), sikap responden tentang obat halal dikategorikan positif (82,5%). Uji statistik menunjukkan hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap apoteker (Sig. 0,001 &lt; 0,05). Kesimpulannya, pengetahuan yang baik berpengaruh positif terhadap sikap apoteker dalam mendukung penggunaan obat halal.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Tarwiyah Rahmadani, Amrina Amalia Yogananda, Listiana Hidayati (Author) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1183 ANALISIS KOMPARATIF AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK PAKU KEPALA TUPAI (Drynaria quercifolia) DARI PEGUNUNGAN CIREMAI MENGGUNAKAN METODE DPPH DAN ABTS 2025-11-14T14:19:56+07:00 Rifqi Mustofa rifkimustofa046@gmail.com Fiya Fadhilati fadhilatifiya@gmail.com Yusfia Urwatul Wutsqa yusfiaurwuts@stikeskhas.ac.id Fawwaz Muhammad Fauzi fawwazmuh@stikeskhas.ac.id <p>Tumbuhan paku kepala tupai (<em>Drynaria quercifolia</em>) merupakan tumbuhan yang persebaranya dari India, Cina selatan, dan negara-negara Asia tenggara. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada pohon yang berusia tua didaerah dataran rendah. <em>Drynaria quercifolia</em> memiliki rhizoma dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan paku epifit lain yaitu dengan diameter 2 cm lebih. <em>Drynaria quercifolia</em> merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan flavonoid, fenolik, alkaloid, steroid, saponin dan tanin sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar antioksidan pada tumbuhan paku <em>D. quercifolia</em> dengan menggunakan metode DPPH (<em>2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil</em>) dan ABTS (<em>2,2- Azino - Bis (3-Etilbenzotiazolin -6- Asamsulfonat</em>)).</p> <p>Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH menggunakan pelarut metanol dan metode ABTS menggunakan pelarut etanol. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental. Data hasil uji dianalisis secara kuantitatif untuk menentukan nilai IC₅₀.</p> <p>Penelitian ini menunjukan ekstrak metanol <em>D. quercifolia</em> memiliki kandungan flavonoid, alkaloid, fenolik, tanin, steroid dan saponin. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH diperoleh nilai IC<sub>50</sub> pada ekstrak metanol <em>D. quercifolia</em> sebesar 112,386 μg/ml sehingga termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan pada metode ABTS didapatkan hasil IC<sub>50</sub> 3,288 ppm yang artinya nilai IC<sub>50</sub> tergolong sangat kuat. Kesimpulan dari penelitian ini, ekstrak metanol <em>Drynaria quercifolia</em> menunjukkan aktivitas antioksidan yang berbeda berdasarkan metode pengujian, yaitu aktivitas sedang pada metode DPPH, dan aktivitas sangat kuat pada metode ABTS.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Rifqi Mustofa, Fiya Fadhilati, Yusfia Urwatul Wutsqa, Fawwaz Muhammad Fauzi (Author) https://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/view/1187 UJI AKTIVITAS FIBRINOLITIK EKSTRAK ENZIM TEMPE GEMBUS DENGAN METODE CLOT LYSIS SECARA IN VITRO 2025-11-14T14:19:38+07:00 Aliffia Jeny Suci Anggraini aliffiasuci25@gmail.com Ana Indrayati aliffiasuci25@gmail.com Endang Sri Rejeki aliffiasuci25@gmail.com <p>Aktivitas fibrinolitik merupakan proses pemecahan fibrin yang berperan penting dalam mencegah dan mengatasi pembentukan bekuan darah berlebih. Tempe gembus adalah hasil fermentasi dari sisa pembuatan tahu oleh mikroorganisme <em>Rhizopus sp.</em>, diketahui masih mengandung protein yang berpotensi sebagai agen fibrinolitik alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein ekstrak enzim tempe gembus, menguji potensi aktivitas fibrinolitik, serta menentukan konsentrasi optimum dalam melisiskan bekuan darah secara in vitro menggunakan metode <em>clot lysis.</em></p> <p>Pengambilan sampel dilakukan secara acak, kemudian dilakukan identifikasi gen pada tempe gembus dengan NCBI dan ClustalW. Tempe gembus yang didapat kemudian diekstraksi menggunakan buffer fosfat, dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan ammonium sulfat 80%. Hasil ekstraksi digunakan untuk pengukuran kadar protein dengan metode Lowry. Pengujian aktivitas fibrinolitik dengan variasi konsentrasi 15%, 25%, 50%, dan 100% pada sampel dilakukan sebelum dan sesudah pemurnian. Nattokinase digunakan sebagai kontrol positif dan buffer fosfat sebagai kontrol negatif. Pengamatan lisis dengan metode <em>clot lysis</em>. Selanjutnya hasil <em>clot lysis </em>dianalisis menggunakan ANOVA pada aplikasi SPSS.</p> <p>Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar protein dalam ekstrak enzim tempe gembus menggunakan metode Lowry pada sampel sebelum pemurnian diperoleh 40,02µg/mL dan setelah pemurnian diperoleh 104,27 µg/mL. Persentase lisis bekuan darah yang optimum pada konsentrasi 100% dari sampel, dan setelah pemurnian sebesar 57%, yang berpotensi sebagai obat fibrinolitik secara <em>in vitro.</em></p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Aliffia Jeny Suci Anggraini, Ana Indrayati, Endang Sri Rejeki (Author)